KAPASITOR
(KONDENSATOR) Kapasitor
terdiri dari dua buah bahan pengantar yang dipisahkan oleh sebuah bahan isolasi
yang disebut dielektrikum, kapasitas kondensator merupakan sebuah ukuran
dari banyaknya muatan listrik yang dapat disimpan kapasitor tersebut per satuan
selisih potensial. Faktor-faktor yang menetukan kapasitor adalah
C = dengan
A = luas
permukaan penghantar
C = jarak
antara penghantar
e = konstanta permesivitas
Kapasitas
dari kapasitor tidak tergantung pada potensial yang dipasang.
Penyimpanan
energi (ENERGI STORAGE) : kerja yang diperlukan untuk mengisi sebuah kapaitor
sampai suatu tegangan yang diberikan.
Kerja = = C x V2/2.
Dengan Q
adalah muatan dalam Coulomb, V tegangan dalam volt dan kapasitas dalam Farad.
Energi ini disimpan sebagai energi potensial dan jika sebuah resistor
dilambangkan dengan kapasitor tersebut, maka daya yang diperoleh dari kapasitor
tersebut adalah
P = I2
x R = C x V2 / 2t = C x V2 x f / 2
dengan P
dalam watt, f adalah frekuensi dalam Hz, I arus dalam Ampere dan R tahanan
dalam ohm.
Pembagian Kapasitor dalam
Penggunaannya :
·
Pembagi arus dan tegangan (voltage divider) yang
tergantung dari frekuensi.
·
Pemisah antara tegangan-tegangan searah (dc) dan
bolak-balik (ac) yang disebut blocking
capacitor.
·
Mengumpulkan energi listrik, misalnya sebagai kapasitor
buffer (penyangga) dalam sebuah alat sumber tegangan searah (PSA).
·
Filter dalam sumber daya arus dc yang berfungsi
memperkecil kerutan-kerutan pulsa (ripple).
·
Menggeser sudut fase dalam tegangan-tegangan atau arus
bolak-balik, misalnya sebagai rangkaian diferensiator juga dalam osilator RC.
·
Membuat keseimbangan pada beban induktif, misalnya
perbaikan cos x pada rangkaian lampu TL.
·
Menyimpan
muatan listrik (Q = C.V).
·
Menahan arus searah dan melewatkan arus bolak-balik
·
Sebagai kopel (penghubung) pada rangkaian listrik.
·
Sebagai
penentu frekuensi.
Sifat-sifat
kapasitor tergantung sekali pada bahan dielektrikum yang dipakai, maka
pembagian kapasitor dapat dibagi atas :
·
Kapasitor Elektrolit, mempunyai kapasitas sebesar 1 mF atau
lebih dan mempunyai polaritas kutub
positif (+) dan kutub negatif (-).
·
Kapasitor non-Elektrolit, mempunyai kapasitas kurang dari
1 mF dan tidak
mempunyai polaritas umumnya terbuat dari bahan dielektrika keramik,
mika, kertas, atau lapisan plastik tipis dan polyester.
·
Kapasitor udara, umunya disebut varco (variabel
condensator) dan trimmer.
·
Kapasitor
setengah penghantar.
Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perencanaan yang perlu diketahui dalam mempergunakan kapasitor :
A.
SIFAT KELISTRIKANNYA :
*
Rangkaian sumber
tegangan listrik yang digunakan
*
Satuan sumber tegangan yang digunakan
(Ampere dan Volt)
*
Tegangan kerut (ripple voltage)
*
Arus kerut (ripple current)
*
Besar dan lemahnya pulsa
*
Besar dan lemahnya
tegangan terbalik (reversed voltage)
B.
MEKANIS :
*
Kedudukan dari
ujung-ujung kapasitor dalam keadaan bekerja
*
Cara memasang
*
Syarat-syarat getaran (vibration)
*
Syarat-syarat
‘shock’ (getaran/gempuran mendadak)
*
Syarat-syarat pengembunan garam
*
Syarat-syarat kelembaban
C.
KAPASITOR-KAPASITOR
PELEPAS MUATAN DAN KAPASITOR-KAPASITOR PULSA :
·
Banyaknya
persentase pelepasan muatan
·
Banyaknya
permintaan tegangan terbalik
·
Arus-arus
puncak (peak) dan rms
·
Seluruh
pelepasan muatan yang diinginkan
·
Pelepasan
muatan perdetik
·
Bentuk
gelombang dari tegangan
·
Impedansi
beban
·
Batas
kenaikan suhu
·
Perubahan
terhadap tegangan dari sumber
·
Efek
dari histerisis
Penyebab Kerusakan Pada Kapasitor
Seperti
halnya komponen-komponen elektronik, sebuah kapasitor dapat rusak apabila
bekerja tidak sesuai dengan syarat-syarat yang dikeluarkan dari pabrik
pembuatnya. Tidak cukup hanya mengetahui
batas kapasitansi dan tegangan kerja saja, tetapi harus juga diperhatikan
bagaimana kapasitor berubah terhadap keadaan yang dialaminya, bagaimana tahanan
dalam dari kapasitor yang berubah terhadap suhu, tegangan atau frekuensi.
Beberapa penyebab kerusakan pada
KAPASISTOR :
1.
ARUS BEBAN KELEBIHAN,
gejala perubahan pulsa-pulsa sebagai akibat kerjanya switching dan amplitudonya
dapat menghasilkan kerusakan pada dielektrika sehingga merubah keadaan
kapasitor tersebut.
2.
TEGANGAN BEBAN KELEBIHAN,
gejala perubahan tegangan yang melebihi batas-batas tegangan kapsitor tersebut
3.
EFEK-EFEK DARI FREKUENSI,
apabila kapasitor bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang
diberikan oleh pabrik akan menghasilkan pemanasan yang berlebihan dan bekerja
kurang baik. Kapasitor yang dibuat bukan untuk bekerja pada UHF (Ultra High
Frequency) dapat menembus (punctura) dielektrikumnya, jika pulsa-pulsa pada
frekuensi ini dipasang.
4.
SUHU TINGGI, panas yang berlebihan merupakan
faktor utama yang menurunkan keandalan dari kapasitor. Ini dapat membuat
kerusakan yang berat, kapasitansinya tergeser (drift) kekuatan dielektrikumnya
berkurang, tahanan isolasinya menjadi kecil dan sebagainya.
5.
KELEMBABAN, membuat jamur tumbuh disekitar
kapasitor dan mengurangi kekuatan dielektrikumnya dan memperbesar arus bocoran.
Kapasitas Kondensator
Kapasitas
kondensator dinyatakan dalam satuan Farad (F) atau pada umumnya satuan
tersebut mempunyai skala mikro Farad (mF) yang
tertera pada badan kondensator.
1 F = 1.000.000 mF
(mikrofarad)
1 mF = 1.000 nF (nanofarad)
1 nF = 1.000 pF (pikofarad)
Cara
penulisan
u03 = 0,03 F
68 = 68 pF
101 = 100 pF
102 = 1000 pF = 1
nF
103 = 10.000 pF = 10 nF....dst
Gambar Simbol Kapasitor/Kondensator
Tetap, Variabel.
Hubungan Derat (Seri) Dan Jajar (Paralel)
Kapasitor
dihubung deret,untuk mendapatkan kapasitas yang kecil dengan potensial
kerja yang bertambah maka digunakan hubungan deret pada kondensator.
Gambar Kapasitor Dihubung
Deret.
Nilai C
di atas adalah C(seri total) =
Kapasitor
dihubung jajar, untuk memperoleh kapasitas total yang besar dengan
potensial kerja yang sama dilakukan hubungan jajar (paralel).
Gambar Kapasitas Dihubung
Jajar.
Nilai C
di atas adalah C (paralel total) = C1 + C2
+ C3
Reaktansi Kapasitive
Reaktansi
terjadi karena berubah-ubahnya polaritas arus yang melalui sebuah kondensator,
yang mempunyai nilai tergantung dari nilai C (kapasitansi) dan f(frekuensi)
yang diberi simbol XC dan mempunyai persamaan :
XC = , dimana XC = dalam Ohm
f = dalam Hertz
C = dalam Farad
XC
tidak dapat langsung diukur, tetapi melalui pengukuran arus yang melewati
kondensator dengan menggunakan persamaan hukum Ohm
I = atau I = maka XC
=
INDUKTOR
Merupakan
komponen listrik yang terdiri dari kawat yang dililitkan, umumnya disebut
kumparan. Jika kumparan diberi arus listrik maka akan terjadi induksi magnet,
terdiri dari garis gaya magnet. Induktor mempunyai inti batang ferit atau
udara, notasi induktor diberi tanda huruf L dan mempunyai satuan Henry (H),
dimana 1 H = 1.000 milihenry (mH).
Induktor
mempunyai reaktansi yang tidak dapat diukur langsung. Persamaan reaktansi dapat
ditulis
XL = 2pfL
sedangkan
mencari reaktansi dapat dihitung seperti cara mencari reaktansi kondensator
dengan menggunakan hukum Ohm.
Resonansi
Kapasitor
(C) dan induktor (L) bila dirangkai secara deret mempunyai sifat sama seperti
tahanan yang dihubung secara seri pula. Apabila kapasitor dan induktor
dihubungkan secara paralel, akan ditemukan keadaan yang berbeda. Jika rangkaian
tersebut diberi sumber tegangan maka C akan mengisi muatan listrik, sehingga
tegangan pada C lebih besar dari L, akibatnya C mengeluarkan muatan
(discharge). Muatan tersebut berubah arah yang mengalir menuju L dan tegangan C
semakin lama semakin kecil. Pada L tersimpan energi medan magnet yang
menyebabkan adanya arus mengalir ke C, peristiwa ini akan terus berulang
kembali secara periodik dengan menghasilkan frekuensi sesuai persamaan :
f =
Rangkaian ini merupakan dasar dari
osilator LC
ini Sebenarnya Tersajikan Dalam Bentuk Makalah Namun Terpisah Dikarenakan Lembarnya lebih banyak dan saya potong secara terpisah. Silahkan Copy mulai dari awal. Gambar dan Faktor pada resistor 2
That is an extremely smartly written article. I will be sure to bookmark it and return to learn extra of your useful information. Thank you for the post. I will certainly return.
ReplyDelete